SSFdR, tempatku “pulang”

These are words I wanna say

Every hour of every day

These are words that say how good it feels

To be here with you today…

.

SSFdR. Syarekat Seni Faculteit des Recht. Sebuah UKMF di FH UNPAD. Pertama kali aku mendengar kata itu adalah ketika MAPAK,  entah hari kedua, entah hari ketiga. Aku tidak begitu ingat. Tapi euphoria yang kurasakan ketika itu benar-benar menjalar ke seluruh permukaan tubuhku. Sastra? Teater? Musik? Semua yang kusenangi terkumpul dalam satu wadah.  Bahkan Seni Rupa dan Desain, Film dan Fotografi, serta Tari juga menjadi bagian dari mereka. Excited, tentu saja!Aku langsung jatuh cinta dengan UKMF ini. Jika kau seketika merasa hangat, merasa dekat terhadap sesuatu, apakah kau akan melepaskannya begitu saja? Tentu saja tidak, bukan? Bahkan kaumungkin akan langsung mendekapnya erat-erat. Ya, begitu juga aku. Padahal, kau tahu sendiri … aku baru kali itu mendengar tentang UKMF itu. Jadi bagaimana mungkin bisa langsung merasa seperti itu? Begitukah, pikirmu? Tapi kau harus tahu ada yang berbeda saat para akang-teteh mengenalkan “keluarga” mereka; ada keriangan disana, kehangatan, ketulusan, tawa, canda, dan perasaan-perasaan lain yang tidak bisa kujelaskan secara gamblang disini. Mungkin memang terdengar berlebihan, tapi aku benar-benar bisa merasakannya ketika itu.

Mempersingkat cerita, tibalah sms jarkom pertama itu ke handphone-ku; dari divisi musik.  Tapi aku tidak datang … dengan alasan yang konyol sekali. Aku ingin masuk paduan suara, tapi beberapa temanku membuatku ragu dengan mengatakan bahwa padus itu bukan bagian dari musik—yang bodohnya kupercayai begitu saja. maka aku sampai sekarang belum masuk ke divisi musik, padahal ingin. Lalu jarkoman dari teater dan sastra yang menyusul kemudian. Semuanya membekas di hatiku, seperti hujan yang  selalu meninggalkan jejak basah di permukaan bumi. Dan, kau tahu? Terkadang, memori tentang pertemuan-pertemuan pertama itu berputar begitu saja di kepalaku. Seperti ada yang sengaja memencet tombol play, pause, stop….

Sekarang, awal Desember 2012, yang berarti telah beberapa bulan kuhabiskan disini. Ada homecoming yang takkan pernah kulupakan. Satu kesempatan indah yang membuatku amat berterima kasih kepada Tuhan … bahkan sampai saat ini. Bagaimana rasanya bergabung dengan kelompok Pucuk! Warna kelompok yang hijau, nametag yang menggunakan daun—yang kami ambil secara tidak resmi di Taman Hukum. Teman-teman yang bisa kusebut ajaib; Dira, Afi, Bram, dan Deni. Juga akang teteh PK yang tak kalah ajaib; Ka April dan Ka Fatan. Bagaimana kami melewati pos demi pos bersama-sama. Ada post dari masing-masing divisi di SSFdR yang harus kami datangi. Dan di hari terakhir Homecoming itu, kami mendapat sebuah pin bertuliskan SSFdR dan sebuah gambar  yang menjadi lambang SSFdR, yang artinya kami telah resmi menjadi bagian dari mereka.

Dan setelah acara Homecoming itu, makin banyak yang kulakukan bersama anak-anak SSFdR, mulai dari tampil bersama anak teater di Jatinangor, di Granus untuk memperingati purnabakti Prof. Man, tampil di acara Reinkarnasi, makan dan karaokean sepuasnya bersama mereka, makan di Bebek Aris yang sekarang sudah tidak berjualan di depan kampus lagi, dan masih banyak lagi.

Aku juga masih ingat saat divisi sastra mengadakan “Taman Ekspresi Sastra” untuk yang pertama kalinya. Dan, tempat terpilih untuk kegiatan pertama itu adalah di Curug, yang lumayan dekat kalau dari rumah si Dira. Acara yang sangat seru dan menyenangkan! Aku  belajar banyak dari anak-anak divisi sastra yang sangat kreatif dan juga keren! Sungguh aku belajar banyak.

Lalu tepat keesokan harinya ada MuBes a.k.a Musyawarah Besar yang tak kalah seru dan menyenangkan—juga lumayan menegangkan— yang diadakan di Mambo. Hari itu juga diadakan pengangkatan kaisar periode baru di taman hukum. Acara ini juga membuatku semakin mengenal keluargaku—jika boleh kusebut begitu. Sampailah pada saat kemarin, rapum perdana SSFdR periode baru, yang diakhiri dengan foto bersama seluruh anggota SSFdR yang hadir.

Kau tahu? Begitu sulit mendeskripsikan tentang SSFdR. Semua kata seakan menjadi lumpuh, semua kata  seperti mendadak kehilangan fungsi. Yang jelas, yang aku tahu pasti, saat bersama kalian aku merasa aman, bersama kalian membuatku merasakan arti keluarga; hangat. Bersama kalian membuatku tahu arti pertemanan yang tulus, membuatku mengerti bagaimana mencurahkan apa yang ada di dalam kepalaku menjadi sesuatu, menjadi sebuah karya. Membuatku paham kalau kata ‘senioritas’ itu sejatinya tidak ada. Dan, kepada semua keluarga SSFdR yang kukenal maupun belum kukenal: Aku menyayangi kalian; sungguh!

terima kasih, Tuhan. Terima kasih atas kesempatan luar biasa yang Kauberi padaku. Kau mengizinkanku mengenal mereka. Orang-orang yang sangat baik dan peduli. Terima kasih. Sungguh terima kasih!

‘Cause I don’t wanna waste another summer

I don’t wanna wait until I fall

I could be a memory tomorrow

I could be nothing at all

 


I don’t know what I’m doing here

How I landed in this space

But it’s a good place

 


These are words I wanna say

Every hour of every day

These are words that say how good it feels

To be here with you today

 


I hope it’s not too late

Oh, yeah

I hope it’s not too late

Best regard,

Ulya UhirayraImage

2 pemikiran pada “SSFdR, tempatku “pulang”

Tinggalkan komentar